Berawal dari band festival yang berangotakan rian(vocal),kiki(guitar),,rama(guitar),ray (bass),wahyu (drum).Mereka pun sering sekali manggung-manggung di pensi-pensi sekolah smp atau sma.d’Masiv pun beranggotakan anak-anak band remaja yang sukses dibandingkan band lain seusianya, terkadang merekapun ngamen dijalanan untuk mengikuti sebuah ajang festival.
...
Meski terbilang baru meramaikan belantika musik dalem negeri, tapi
d’Masiv bukan band “kacangan” atau band yang rekaman karena ditopang
modal besar. Mereka adalah band jawara ajang musik bergensi A Mild Live
Wanted 2007. d’Masiv sebenernya pernah bikin album lewat jalur indie
yang dirilis tahun 2004 silam berjudul “Menuju Nirwana” yang terdengar
kenceng dengan genre rock progresif yang mereka usung saat itu.
PERUBAHAN pun terjadi pada musik d’Masiv. Dulu mereka lebih kepada
musik yang penuh dengan skill dan musik yang lengkap dengan efek-efek
gitar. Kali ini mereka hadir lebih kalem dan komersil. “Sebetulnya dari
dulu musik d’Masiv yah seperti itu, tapi dulu kita belum tahu bagaimana
mengarahkannya hingga menjadi enak didengar dan keren.
Sudah
haknya d’Masiv sebagai pemenang untuk merilis debut album dan awal 2008
ini adalah waktunya. Sebuah single medium rock berjudul “Cinta Ini
Membunuhku” menjadi lagu jagoannya.
Didalam Waktu 6 bulan
setelah Pembuatan Album “Perubahan” , selama penjualan d’Masiv mencatat
pemecahan rekor di dunia permusikan dalam negeri, berupa penghargaan
Doubel Platinum ( RBT dan Penjualan Album kaset/cd ).
TENTANG D'MASIV
D'Masiv Ngamen untuk Biaya Ngeband
Inilah salah satu band baru yang sedang naik daun. Berformasi Rian,
Kiki, Rama, Wahyu , dan Rai, D'Masiv cukup matang di arena festival
band. Meski untuk itu, band yang lahir pada 3-3-2003 ini harus banting
tulang mencari uang pendaftaran. Kini mereka telah memetik hasilnya,
tekad yang kuat bisa menyingkirkan segala rintangan.
Awalnya nama
band kami bernama Massive, karena artinya sesuatu yang besar. Nama juga
kan, sebuah doa. Dari awal berdiri, kami langsung bergerilya dari satu
festival musik ke festival musik lainnya. Ini dilakukan untuk mengasah
kemampuan, sekaligus mengenalkan band pada khalayak musik. Saking
seriusnya bermusik, kami membuat target, seminggu paling sedikit ikut 1
festival.
Untuk biaya pendaftaran, tentu saja kami patungan. Tapi,
kalau semua personil sedang tak punya uang, kami pun tak segan-segan
mengamen naik turun bis kota. Metromini jurusan Ciledug-Blok M adalah
bis langganan kami. Mulanya deg-degan juga. Paling grogi saat harus
bicara pada para penumpang bis, sebelum mulai beraksi.
Saking
seringnya ikut festival, kami kerap bolos sekolah. Mulanya, pihak
sekolah mempertanyakan. Tapi setelah tahu kegiatan kami positif,
akhirnya kami diizinkan tak masuk kelas tiap ada festival. Kadang, untuk
1 festival, kami bolos sampai 2 hari.
Tak hanya pihak sekolah yang
mulanya kurang menunjukkan dukungan. Orangtua kami pun mulanya merasa
ragu. Apalagi saat kami mulai menunjukkan keseriusan di musik dan
memilih tak melanjutkan kuliah dulu. Di mata orangtua, dunia musik tak
menjanjikan masa depan yang cerah.
Padahal, bakat seni yang mengalir
di diri kami, mereka yang wariskan, lo. Misalnya saja Rian yang bernama
asli Rian Ekky Pradipta. Sejak kecil Rian yang kelahiran 17 November
1986 ini sudah dicekoki musik oleh Ayahnya yang adalah pemusik.
Dari
umur 3 tahun, Rian sudah sering dibawa naik-turun panggung. Kala itu,
Rian kecil yang cengeng dan sangat takut pada tikus, tak canggung
melompat-lompat di atas panggung mengikuti musik rock 'n rol yang
dibawakan sang Ayah yang sering manggung di berbagai kafe.
Suara
emas Rian pun sudah terlihat sejak usia dini. Meski kemampuan
menyanyinya baru diakui setelah duduk di bangku SMP, tapi dari kecil
Rian kerap memenangi lomba Adzan dan lomba baca Al Quran, selain juga
berprestasi di bidang akademis.
Melebihi sang kakak, Rian, prestasi
Kiki di bidang akademis luar biasa menonjol. Sedari kecil, Kiki yang
punya nama lengkap Dwikky Aditya Marsall ini dikenal sebagai anak pandai
yang pendiam. Dari usia TK, Kiki selalu menuai pujian para guru. Kiki
selalu mendapat rangking 1. Saking pintarnya, Kiki sampai-sampai pernah
mendapat beasiswa dan ditawari untuk loncat kelas.
Namun soal musik,
Kiki kecil kalah dibanding sang kakak. Kala itu bakat musik Kiki memang
belum terlihat. Tapi tak berarti Kiki tak punya kiprah sama sekali.
Selain sempat merasakan jadi juara lomba Adzan, Kiki yang kelahiran
Yogyakarta, 21 November 1988 ini pun pernah bergabung dengan grup
qasidah di sekolahnya.
Koki Ngeband
Bakat musik yang besar dari
usia dini justru ditunjukkan oleh Nurul Damar Ramadhan alias Rama. Dari
kelas 3 SD, Rama sudah tergila-gila pada musik. Sang kakak tertualah
yang mengenalkan Rama pada dunia satu ini. Selain mengajari main musik,
sang kakak juga sering mengajak Rama kecil menonton konser grup band
besar seperti Gigi dan Slank.
Karena dasarnya memang berbakat, sejak
kelas 4 SD, Rama sudah diterima bergabung dalam grup band yang
personilnya sudah duduk di bangku SMA dan kuliah. Melihat keseriusan
Rama, orang tuanya pun memberi izin. Apalagi, sejak kecil Rama adalah
anak yang baik dan penurut.
Saking baiknya, Rama jarang sekali
menyusahkan orang tuanya. Kalau ingin membeli sesuatu, Rama yang lahir
di Jakarta, 2 Mei 1987 ini memilih menabung uang jajannya. Jika telah
lama menabung tapi uang yang terkumpul belum cukup, baru deh, Rama minta
bantuan orangtuanya. Tak hanya jadi anak baik di rumah, di sekolah pun
Rama jadi tauladan berkat prestasi akademis dan kegiatannya di pramuka.
Sementara Wahyu alias Wahyu Piaji, terkenal pemalu dan pendiam sedari
kecil. Wahyu bocah amat jarang bergaul. Teman bermainnya bisa dihitung
dengan jari. Di dalam kelas, paling Wahyu ngobrol dengan teman
sebangkunya saja. Hal ini terus berlanjut hingga SMP, bahkan SMA.
Berantem atau tawuran, tak ada dalam kamus pria kelahiran 1 Februari
1987 ini. Tapi jangan tanya bakat musiknya. Kelas 6 SD Wahyu sudah
bergabung dengan sebuah band.
Nah, di antara 5 personil Massive,
Rayyi Kurniawan lah yang bakat musiknya paling akhir muncul. Rai kecil
lebih tertarik dengan olahraga beladiri daripada berkesenian. Mengikuti
jejak sang kakak, Rai aktif di pencak silat. Rai yang kelahiran Jakarta,
3 Maret 1988 ini adalah bocah yang ambisius. Kalau melihat anak
tetangga punya mobil-mobilan baru, Rai akan menuntut yang lebih bagus
pada orang tuanya. Kalau tak dikabulkan, Rai akan ngambek.
Di bangku SMP, Rai mulai nakal. Selain suka bolos dan memintai uang teman-temannya
Iwan Fals - Barang Antik
-
*Berjalan tersendat*
*Diantara sedan sedan licin mengkilatDengan warna pucatDan badan penuh
cacat sedikit berkaratHei oplet tua dengan bapak sopir t...
12 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar